Camera sensing pada Ubiquitous Smart Farming


Camera sensing adalah salah satu contoh penerapan AI pada Smart Farming di mana sebuah sistem yang dirancang dapat mengetahui kondisi dari sebuah objek. Sebagai contoh sebuah sistem yang dapat mendeteksi kondisi kesehatan dari sebuah tanaman. Dapat ditinjau melalui warna daun pada tanaman, kondisi daun pada tanaman misalnya utuh atau terdapat lubang-lubang, dan lain-lain. Setelah itu akan ada tindakan yang berasal dari sistem rekomendasi. Tindakan ini mengacu pada hasil dari deteksi kondisi kesehatan tanaman sebelumnya. 


Camera sensing memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan dalam konteks Ubiquitous Smart Farming. Berikut adalah beberapa poin yang perlu dipertimbangkan.


Kelebihan

  • Pemantauan Real-Time:
Camera sensing memungkinkan pemantauan pertanian secara real-time. Petani dapat mendapatkan data aktual tentang kondisi tanaman, hewan ternak, dan lingkungan sekitar.

  • Deteksi Dini:
Dengan kemampuannya mendeteksi perubahan dalam kondisi pertanian, kamera sensing dapat membantu dalam deteksi dini penyakit tanaman, serangan hama, atau masalah lainnya. Hal ini memungkinkan tindakan pencegahan yang cepat.

  • Automasi Tugas Rutin:
Camera sensing dapat digunakan untuk otomatisasi tugas-tugas pertanian rutin, seperti pemantauan tanah, pengelolaan irigasi, dan pemantauan keberlanjutan peternakan. Ini dapat menghemat waktu dan tenaga petani.

  • Optimasi Penggunaan Sumber Daya:
Dengan memantau secara akurat kondisi tanaman, tanah, dan lingkungan, kamera sensing membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air dan pupuk, yang dapat meningkatkan efisiensi pertanian.

  • Analisis Data Cerdas:
Kelebihan: Data yang dikumpulkan oleh kamera dapat diolah menggunakan analisis data cerdas, seperti pembelajaran mesin, untuk mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin sulit diobservasi secara manual. Ini memberikan wawasan berharga bagi petani.

  • Keamanan dan Pengawasan:
Kamera sensing dapat digunakan untuk tujuan keamanan dan pengawasan di pertanian, membantu melindungi aset dan mencegah kerugian karena pencurian atau masalah lainnya.

Kekurangan

  • Biaya Implementasi:
implementasi sistem kamera sensing dapat melibatkan biaya awal yang tinggi. Ini termasuk biaya perangkat keras (kamera, sensor, dll.) dan perangkat lunak, serta biaya pelatihan dan pemeliharaan.

  • Keterbatasan Penglihatan:
Kamera mungkin memiliki keterbatasan dalam melihat area tertentu, terutama jika terhalang oleh struktur atau vegetasi. Hal ini dapat menyulitkan dalam mendapatkan gambaran keseluruhan kondisi pertanian.

  • Privasi dan Keamanan Data:
Penggunaan kamera dalam pertanian dapat menimbulkan masalah privasi, terutama jika melibatkan pemantauan area yang lebih luas. Selain itu, keamanan data dari sistem kamera juga menjadi perhatian penting.

  • Pengelolaan Data yang Kompleks:
Kamera sensing menghasilkan volume data yang besar. Pengelolaan dan analisis data yang kompleks memerlukan infrastruktur IT yang memadai dan dapat menimbulkan tantangan terkait penyimpanan dan pemrosesan.

  • Ketergantungan pada Cuaca:
Kamera sensing dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, seperti hujan atau kabut tebal, yang dapat mengurangi kualitas pengambilan gambar dan pemantauan.

  • Pemeliharaan dan Perawatan:
Perangkat kamera perlu dipelihara dan diperiksa secara teratur untuk memastikan kinerjanya optimal. Pemeliharaan ini dapat menambah beban kerja dan biaya operasional.

Concept Diagram:


Proses alur kerja dari sistem kamera sensing melalui berapa langkah utama:


1.   Sensor, kamera yang telah diinstal secara statis pada tanaman yang diobservasi menangkap beberapa informasi. Informasi tersebut:

a.    Warna daun (color identification)

b.    Bentuk daun (object detection)

c.    Intensitas cahaya (pencahayaan)

d.    Deteksi hama (object detection)

Data tersebut diambil secara realtime sehingga perubahan akan berdampak kepada hasil dari analisis. Untuk konsep ini satu kamera akan mendeteksi satu objek tanaman.

 

2. Cloud, setelah data diambil oleh sensor maka akan diteruskan ke cloud, dimana pada fase ini dilakukan penyimpanan informasi. Cloud section ini juga berperan sebagai jembatan antara perangkat monitor (handphone,komputer) dengan sensor. Pada cloud juga sebagai tempat dimana algoritma yang telah dirancang dijalankan, sehingga data yang dikembalikan ke perangkat monitor berupa data jadi hasil analisis.


3.  Perangkat monitor, dalam konsep ini merujuk pada handphone, dimana pengguna dapat mengambil informasi hasil analisis tingkat kesehatan dari tanaman yang diobservasi. Selain itu pengguna dapat dengan langsung melihat tanaman yang diobservasi secara realtime untuk melakukan identifikasi manual jika diperlukan.


Next Post Previous Post